Kamis, 08 April 2010

matikan mesin hingga detik ke 20

Berawal dari sebuah kenyataan yang saya alami selama ini. Saya sebagai pengamat, ya setidaknya pemerhati orang yang suka berbicara mengenai lalu lintas da lingkungan, sangat merasa bangga dengan terobosan yang dilakuakn oleh pemerintah (dalam hal ini Dinas Perhubungan). Di kota Jogjakarta, tepatnya di perempatan Pingit, di sana terdapat rambu lalu lntas bertuliskan matikan mesin kendaraan hingga detik ke – 20. Sudah lama sebenarnya rambu tersebut terpasang di titik tersebut.
Saya masing ingat, sekitar bulan Oktober 2008, pernah diskusi ttg diterapkannya aturan mematikan mesin kendaraan hingga detik ke – 20 tersebut. Seperti biasa, yang namanya diskusi selalu ada pro dan kontra. Ada pendapat di pihak pro yaitu: dengan diterapkannya “matiakn mesin hingga detik ke 20 adalh upaya konkret untuk menyelamatkan alam. Mengurangi dampak pemanasan global. Mengapa demikian? Karena langkah tersebut merupakan langkah kecil yang jika diakumulasi akan sedikit berdampak baik pada lingkungan. Sedangkan pendapat di pihak kontra adalah : dengan langkah itu, maka akan terjadi pemborosan bahan bakar. Mengapa demikian? Karena pada penerapan tersebut, maka secara otomatis pengendara kendaraan bermotor akan mematiakn mesin dan menghidupkannya lagi pada detik ke 20. Dengan mematikan dan menghidupkan mesin ini, berarti dibutuhkan pula enrgi yang besar. Hal ini berarti pula kebutuhan akan bahan bakar juga meningkat. Dengan alasan seperti inilah, mereka berpendapat bahwa dengan adanya aturan “matikan mesin hingga detik ke 20, justru malah berdampak buruk pada lingkungan.”
Saya selaku orang awam di bidang teknologi otomotif, dan hanya sebagai orang yang suka mengamati dan memperhatikan lingkungan serta lalu lintas juga belum bisa mengambil kesimpulan dari dua pendapat tersebut. Manakah yang benar??
Namun beberapa minggu yang lalu, saya merasakan / mengalami peristiwa yang mungkin bisa membantu saya untuk menentukan sikap pro/kontra dengan aturan “matikan mesin hingga detik ke 20”.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa di perempatan Pingit terdapat rambu”matikan mesin hingga detik ke 20.” Perempatan tersebut merupakan titik pada jalur utama perjalanan saya dari rumah (baca: desa) ke kampus UNY (baca: kota), yang saya lalui dua kali dalam sepekan. Seperti biasa, ketika saya berhenti di titik tersebut, dan mendapati angka merah masih pada bilangan yang tinggi, maka saya akan mematikn mesin hingga detik ke 20. Tidak ada hal luar biasa yang bisa saya rasakan di titik tersebut. Karena beragam pola pikir manusia yang ada di situ, maka banyak yang tidak mematikan mesin sesuuai rambu yang tertulis. Namun, banyak pula yang mematuhi rambu tersebut. Jadi, tidak ada efek yang signifikan yang bisa saya rasakan dengan adanyarambu tersebut, terkait dengan lingkunga.
Tapi pada suatu hari, hampir semua pengendara yang berhenti di titik tersebut mematikan mesin. LUAR BIASA..!!!! nyessss…!
Benar benar bukti yang nyata, secara tiba tiba, udara menjadi lebih sejuk, tidak sepanas biasanya (hari hari sebelumnya, yang tidak semua pengendarra mematikan mesin hingga detik ke 20),walaupun terik matahari sangat menyengat pada saat itu. Benar benar lega dan bisa tersenyum gembira saat itu…..^_^.
Waktu terus berlalu. Detik ke-20 semakin dekat. Dan, sampailah detik ke 20 tersebut.. hmmmm, sdikit terasa perubahan. Udara sekeliling berubah dan berabgsur angsur memanas. Mengapa demikian? Yah,,karena mesin mesin motor, mobil, bis kota, Transjogja mulai dihidupkan.mesin mulai panas. Dan udara pun mulai panas.
3.2.1.0….ngeng……!!!!!!!pergerakan terjadi.
Kendaraan pun bergerak menuju tujuan masing – masing.
Akhirnya, saya benar benar lega. Karena memang benar – benar ngefek jika “matikan mesin hingga detik ke- 20 “ ini dipatuhi semua pengandara kendaraan bermotor.
Memang tidak semua perempatan / persimpangan diberlakukan aturan seperti ini. Penerapan aturan ini harus memperhatikan:
1. Lokasi penerapan.
2. Frekuensi kendaraan yang lewat.
3. Durasi berhenti di masing masing persimpangan.
Mari kita ciptakan lingkungan yang nyaman…!mari berlalu lintas dengan sopan.^_^
Start now!!!
Ada pengalaman yang lain??

Selasa, 06 April 2010

kamarku

jika banyak orang bilang, " kamarku bagaikan kapal pecah.."_ maka saya berkata,"KAMARKU BAGAIKAN BALON UDARA."...